Jumat, 24 Februari 2017

NHW#5_DinaMariyanti

Belajar Bagaimana Caranya Belajar
Nice Home Work #5

"Belajar meninggikan Gunung, bukan meratakan Lembah"

Membuat desain pembelajaran atau kurikulum, tidak pernah terbayangkan sebelumnya, bismillah dicoba...
Dalam NHW sebelumnya disebutkan, bidang ilmu yang ingin saya kuasai dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan adalah ilmu parenting Nabawi, shiroh Nabi dan Sahabat, Ilmu Psikologi anak, Ilmu dakwah dan Ilmu Kedokteran sederhana. Adapun desain pembelajaran yang akan saya lakukan adalah sebagai berikut:

1. Ilmu parenting Nabawi
Tujuan: Menerapkan pola pengasuhan anak sesuai contoh yang dilakukan Nabi Muhammad saw.  Saat ini, ketiga putri kami berada dalam rentang usia 0-7 tahun, yang berarti adalah masa untuk menumbuhkan fitrah keimanannya. Giza, anak pertama kami sudah mulai masuk usia Paud atau TK, tapi kami (saya dan suami) sepakat untuk tetap mengajak anak-anak ikut di tempat ayahnya bekerja walaupun fasilitas pendidikan disana tidak sebaik di jawa. Karena bagi kami, pendidikan terbaik untuk anak-anak, insyaAllah adalah berada di dekat kedua orang tuanya.
Metode: untuk menumbuhkan  fitrah keimanan anak-anak, yang dapat kami lakukan adalah memberikan teladan yang baik bagi mereka dalam beribadah (salat di awal waktu dan mengajak serta anak-anak shalat tanpa memaksa), membacakan kisah-kisah teladan. Membiasakan anak2 mendengar ayat2 Al-Quran baik ysng dibacakan kedua orang tuanya maupun melalui murotal mp3, memperdengarkan al matsurat pagi petang, dan tentu saja mendokan mereka serta mengajarkan merekan do'a-do'a sederhana.
Target: anak-anak dengan senang hati mau mengikuti gerakan2 solat, mau dan menyenangi aktivitas mengaji bersama, anak-anak terbiasa melantunkan ayat-ayat al-quran daripada lagu-lagu lain.
Untuk itu, diperlukan kedisiplinan dan kerja sama yang baik bagi kami dalam memberikan teladan yang secara kontinyu pada anak-anak. Banyak membaca referensi-referensi mengenai parenting nabawi, mengikuti seminar-seminar yang berkaitan.

2. Shiroh Nabi dan Sahabat
Tujuan: mengenalkan sejarah Nabi dan para sahabat, meneladani mereka mengambil hikmah dari kisah-kisah tersebut.
Metode: membacakan buku-buku mengenai kisah para nabi dan sahabat dan kisah-kisah lain yang terdapat dalam Al-Quran.
Targetan: anak-anak mampu mengisahkan kembali dengan bahasanya sendirinya dan menjadikan para nabi dan sahabat sebagai tokoh idola mereka.
Saya sudah mulai rutin membacakan kisah-kisah nabi dan sahabat pada anak pertama saya, tapi ternyata membacakan tidak terlalu efektif karena lebih sering diganggu dan bukunya direbut adiknya. Sehingga metode dengan berkisah tanpa membaca (dihapal)  lebih mengena pada anak-anak. Menjadi tantangan tersendiri bagi saya untuk membaca dan menguasai terlebih dahulu kisah yang akan saya sampaikan pada anak-anak. Selain dari buku, kisah-kisah nabi dan sahabat juga bisa saya dapat dari yutub, dengan mendengarkan video-video yang disampaikan para ahli sejarah islam, dapat memberikan gambaran yang lebih nyata terhadap keseharian nabi.

3. Ilmu psikologi
Tujuan: mengetahui bagaimana menghadapi emosi anak, cara penyampaian nasihat yang baik pada anak dan keluarga secara keseluruhan.
Metode: membaca buku dan artikel-artikel dari pakar parenting terkait bagaimana menghadapi emosi anak-anak. Berusaha untuk tidak langsung menjugde ketika anak berbuat sesuatu yang orangtua nilai "salah" dengan menanyakan terlebih dahulu alasannya.
Target: kami bisa lebih sabar dalam menghadapi anak, anak pun dapat lebih mengarahkan emosinya menjadi hal-hal yang lebih positif.
Dalam hal ini saya banyak belajar dari menghadapi emosi anak pertama saya, Giza saat dia merasa terancam, marah, apalagi ditambah sedang mengantuk, Giza cenderung akan memukul adiknya. Dan biasanya saya refleks melindungi adiknya dan memarahi Giza dengan sedikit mendiamkannya, akibatnya Giza jadi meminta perlindungan kepada yang lain, dalam hal ini neneknya. Itu juga kenapa jika kami pulang kampung, anak-anak jadi lebih rewel dan manja. Sekarang saya sudah mulai berusaha untuk lebih bersabar, setelah anak tenang kembali barulah bisa memberi nasihat kepada anak-anak.

4. Ilmu dakwah
Tujuan: orang tua mampu menyampaikan pesan dan nasihat dengan baik kepada anak.
Metode: mendalami kembali metode dakwah fardhiyah terutama kepada anak-anak.
Target: anak-anak bisa dan mau menerima nasihat dari kedua orangtuanya dengan baik tanpa merasa disalahkan
Dalam hal ini, suami biasanya lebih mampu memberikan penjelasan atau menyampaikan pada anak-anak dengan bahasa yang baik, saya banyak belajar darinya.

5. Ilmu kedokteran sederhana
Tujuan: karena kami tinggal di tempat yang fasilitas kesehatan belum sebaik di jawa, maka penting untuk mengetahui pertolongan pertama pada keluarga yang sakit dan mengobatinya tanpa harus segera ke dokter.
Metode: bayak membaca mengenai herbal dan ilmu kedokteran yang dapat dipraktekkan di rumah, menyediakan obat-obatan di rumah, meningkatkan imunitas seluruh anggota keluarga dengan rutin meinumkan madu, sari kurma atau extra food. Dan rutin mengajak anak olahraga.
Target: keluarga tidak harus sampai dirawat d rumah sakit. Anak-anak dengan kesadaran sendiri meminta minum madu saat merasa badannya sedikit lemas.

-Dina Mariyanti-

Jumat, 17 Februari 2017

NHW #4_dina mariyanti

Nice Home Work #4
Mendidik Dengan Kekuatan Fitrah

Minggu ini tugas NHW semakin menantang saja dan semakin lama mengerjakannya, perlu pemikiran yang lebih mendalam... Tetap semangat insyaAllah.

A.  Mari kita lihat kembali NHW#1, apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di universitas kehidupan ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?
Ya, saya ingin mengubahnya, saya merasa untuk saat ini dan beberapa tahun ke depan, ilmu parenting adalah ilmu yang harus saya kuasai lebih dulu.  Ilmu pertanian tetap menjadi cita-cita besar saya dan insyaAllah ditargetkan untuk dilaksanakan dalam 3 tahun ke depan, setelah sata lebih memahami karakter ketiga putri saya.

B. Mari kita lihat NHW #2, sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklis harian kita?
Masih dalam proses, beberapa indikator sudah mulai dilaksanakan secara rutin.

C. Baca dan renungkan kembali NHW #3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang akan kita kuasai sehingga peran hidup anda akan makin terlihat!
Seperti yang sudah dijelaskan di NHW #3, bahwa kami sekeluarga saat ini ditempatkan di daerah yang secara fasilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan masih kurang jika dibandingkan dengan pulau Jawa. Kami sekarang tinggal di desa Karang-karangan, Palopo, setelah sebelumnya menetap selama 3 tahun di Kota Baubau. Melihat hal tersebut, tidak menutup kemungkinan kami akan terus dipindahkan ke tempat-tempat yang serupa, dengan fasilitas pendidikan dan kesehatan yang tidak terlalu baik. Maka dari itu, saya bercita-cita untuk setidaknya menorehkan atau meninggalkan sesuatu yang bermanfaat di daerah tersebut terutama terkait pendidikan parenting. Untuk mewujudkan hal tersebut, saya akan bekerja sama dengan teman-teman dalam komunitas HEbAT Palopo yang juga masih sedang merintis. Semoga dapat menjadi inspirasi bagi lingkungan sekitar.

D. Setelah menemukan 3 hal tersebut, susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.
- Parenting Nabawi
- Shiroh Nabi
- Shiroh Sahabat
- Psikologi
- Ilmu dakwah
- Ilmu kedokteran sederhana

E. Tetapkan milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan misi hidup. KM 0 saya dimulai pada usia 30 thn.
KM 0 -  KM 1 (tahun 1): Menguasai Parenting Nabawi
KM 1- KM 2 (tahun 2): Menguasai shiroh Nabi dan sahabat
KM 2- KM 3 (tahun 3): Menguasai ilmu psikologi
KM 3 -  KM 4 (tahun 4): Menguasai ilmu dakwah
KM 4 -  KM 5 (tahun 5): Menguasai ilmu kedokteran sederhana

F.  Koreksi kembali NHW #2

G. LAKUKAN, LAKUKAN, LAKUKAN, LAKUKAN
Karena perjalanan ribuan mil selalu dimulai oleh langkah pertama.

Salam.
Dina Mariyanti


Jumat, 10 Februari 2017

NHW#3_DinaMariyanti

Nice Home Work #3
Membangun Peradaban dari Dalam Rumah

1. Surat cinta untuk suami
Nice home work yang satu ini menjadi tantangan tersendiri buat saya, karena saya belum pernah menulis surat cinta sebelumnya, dan saya juga tidak romantis. Tulis, hapus, tulis, hapus begitu terus, sampai menemukan kata-kata yang dirasa pantas dan sreg dihati. Sambil menulis, sambil membayangkan wajah suami, tidak terasa air matapun mengalir, sedih, kangen, rindu, maklum lagi LDM. Alhamdulillah respon suami pun baik, malah minta dikirim surat cinta secara rutin hehe. Terima kasih pada tim fasilitator MIP buat NHWnya yang keren abis. Saya jadi jatuh cinta kembali, lagi dan lagi pada suami.

2. Melihat potensi anak
Alhamdulillah, ±6thn menikah, kami telah diamanahi 3 orang putri cantik yang insyaAllah solihah. Potensi mereka masing-masing menurut kami adalah:
a. Giza Ghassani Rohanda (4th 9bl)
Sebagai anak pertama teteh Giza punya sifat yang cukup keras dalam mempertahankan keinginannya, kalau bahasa sundanya keukeuh. Dia juga sangat sensitif terutama setelah menjadi kaka. Dalam mengerjakan sesuatu, teteh Giza termasuk anak yang detail dan cukup perfeksionis. Sangat sayang terhadap barang-barang miliknya sendiri. Alhamdulillah, beberapa bulan ini, Giza mulai sekolah di TK A, Sekolah Alam Purwakarta. Sebagai siswa baru, teteh giza cukup cepat beradaptasi, sifat mandiri dan keberaniannya juga mulai muncul. Dia juga mampu mengalahkan rasa takutnya saat harus melaksanakan salah satu kegiatan d sekolah. Kami juga sempat melakukan tes psikologi sebagai syarat masuk sekolah, hasilnya diketahui bakat Giza lebih ke wirausaha dagang.

b. Agra Fathiyya Rohanda (1th 10bl)
Agra merupakan anak yang ceria, berani dan mau berusaha belajar sendiri. Dalam mengerjakan sesuatu, agra pantang menyerah dan tetap mau mencoba sampai berhasil. Agra juga terlihat aktif dan cukup banyak bicara atau cerewet.  Saat dimintai tolong sesuatu, dia selalu siap dan semangat melaksanakannya. Agra juga cukup penyayang pada adiknya yang baru lahir.

c. Palmyra Sophia Rohanda (1bl 2mg)
Kami belum bisa melihat bagaimana sifat adek Palmyra. Sekarang adek Palmyra baru belajar memiringkan tubuhnya dan mulai merespon saat diajak ngobrol.

3. Melihat Potensi Diri
Kalau menurut suami, kepribadian saya termasuk sanguinis melankolis. Dalam mempelajari sesuatu saya termasuk yang cepat belajar dan cepat bisa. Track record saya di lingkungan sekolah atau kuliah dulu termasuk baik, jadi dapat dengan mudah menjalin komunikasi dengan kenalan dan dipercaya. Saya merupakan orang yang senang dan mau belajar hal-hal baru terutama terkait bidang pendidikan, pertanian, dan tata boga. Kebetulan suami mendapatkan pekerjaan yang mengharuskan beliau mutasi per 2-3 tahun, sehingga menyebabkan saya dan anak-anak pun ikut pindah2. Tak jarang kami harus tinggal di daerah yang fasilitas kesehatan dan pendidikan yang kurang memadai, sehingga saya perlu membekali diri sendiri dan keluarga dgn pengetahuan lebih terkait kedua bidang tersebut.

4. Tantangan lingkungan tempat tinggal
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa pekerjaan suami mengharuskan kami sekeluarga untuk pindah-pindah tempat tinggal. Saat ini kami tinggal di kota Palopo, lebih tepatnya di daerah Karang-karangan. Awalnya saya cukup sulit berkomunikasi karena kebanyakan penduduk disana masih menggunakan bahasa daerah, dan gaya bicara yang cepat dan lantang. Saya tinggal di kawasan dimana tetangga2 merupakan pegawai di tempat suami bekerja, dan suami mempunyai jabatan yang cukup tinggi, sehingga saya tidak kesulitan untuk berhubungan dengan tetangga, mereka memperlakukan kami dengan baik.
Tantangan bagi saya dan keluarga, dari bahasa dan budaya yang berbeda, dan taraf pendidikan yang kurang dibanding pendidikan di Jawa. Di palopo saya juga kami juga tergabung dalam komunitas HEbAT, namun belum begitu aktif. Harapannya, ke depan dapat lebih berkontribusi dalam mengedukasi lingkungan terutama terkait pendidikan parenting.

-Dina Mariyanti-



Kamis, 02 Februari 2017

NHW#2_DinaMariyanti

Nice Home Work #2
*Checlist Indikator Profesionalisme Perempuan*

Minggu kedua Matrikulasi Institut Ibu Profesional.  Materi kedua ini lebih menantang untuk segera diaplikasikan. Bismillah.....

Nice homework kali ini, peserta calon Ibu Profesional diminta untuk membuat ceklis indikator profesionalisme perempuan, baik sebagai individu, istri maupun sebagai ibu. Kunci membuat indikator disingkat SMART, yaitu Specifik, Measurable, Achievable, Realistic &  Timebond.

1. Sebagai Individu
- Bangun jam 04.00, mandi sebelum anak2 bangun,
- Senantiasa solat fardhu awal waktu,
- Solat dhuha setiap hari,
- Membaca/mendengarkan al-matsurot pagi petang setiap hari,
- Tilawah 1 juz/hari
- Makan dengan teratur, minum vitamin, menaikkan BB.
- Membaca 1 buku/bulan

2. Sebagai Istri
- Selalu membersamai suami dimanapun suami ditempatkan kerja,
- Senantiasa menelepon suami saat LDM-an.
- Membuat anggaran kebutuhan rumah tangga tiap bulan dan mencatat pengeluaranya tiap hari
- Menjaga rumah tetap rapi dan bersih minimal saat suami pulang kerja
- Pakaian suami selalu tersedia bersih, rapi dan wangi,
- Menyiapkan makanan untuk sarapan, makan siang dan malam 6 hari/minggu, satu hari bisa makan diluar,
- Belajar memasak 1 menu baru tiap bulan,

3. Sebagai Ibu
- Mengajak anak solat bersama min satu waktu solat tiap hari,
- Membersamai anak bermain tanpa memegang gadget tiap hari,
- Berusaha bersikap adil dan membagi kasih sayang dengan sama rata pada semua anak-anak,
- Membacakan satu buku atau bercerita satu kisah setiap hari,
- Membuat Mpasi sendiri untuk Palmyra,

Semoga list yang sudah dibuat dapat direalisasika segera dan berjalan istiqomah. Aamiiin....

-Dina Mariyanti-